BAB I
ATEROSKLEROSIS
A. Defenisi
Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit
Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD berasal dari bahasa Yunani: athero (yang
berarti bubur atau pasta) dan sklerosis (indurasi dan pengerasan).
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh deposit
substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit,
kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang
terbentuk di dalam lapisan arteri di
seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika
media.(www.medicastore.com)
Aterosklerosis
merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan medium.
Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah,
karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan
tersebut dikenal sebagai aleroma atau plak. Karena aterosklerosis merupakan
pe¬nyakit arteri umum, maka bila kita menjumpainya di ekstremitas, maka
penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain. (Brunner &
Suddarth, 2002).
Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena mengandung lipid dan
kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses
berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak
stabil yang silih berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak
terduga berkaitan dengan rupture plak, meskipun rupture tidak selalu diikuti
gejala klinik. Seringkali rupture plak segera pulih, dengan cara inilah proses
plak berlangsung. (Hanafi, Muin R, & Harun, 1997)
Aterosklerosis
adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat timbunan lemak
yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat aliran darah.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ
vital lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi
didalam arteri yang menuju ke otak (arteri karoid) maka bisa terjadi stroke.
Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung (arteri koroner), maka
bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling sering terkena
adalah arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Beberapa
pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun
sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak.
Karena timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena
alamiah yang tidak selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.
B. Etiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel
darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding
arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada
saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak
penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa
disebut plak aterosklerotik atau ateroma, terisi dengan bahan lembut seperti
keju yang mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot
polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang
dan juga arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan,
mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri,
sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis
akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan
menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah. Dan
kemudian darah bisa masuk ke dalam ateroma yang telah pecah, sehingga ateroma
akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa
menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu
pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit
bahkan menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas dan mengalir
bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan
aterosklerosis yaitu:
1. kadar kolesterol darah
- ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-kadang disebut kolesterol jahat)
dan kolesterol HDL rendah (kadang-kadang disebut kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi
- tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di atas 140/90 mmHg selama
periode waktu.
3. Merokok
- ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah, meningkatkan kadar
kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah - merokok juga tidak memungkinkan
oksigen yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin
- Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan darah gula ke dalam sel di
mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes
- ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi karena tubuh
tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan benar.
6. Kegemukan atau obesitas
- kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari otot, tulang, lemak, dan /
atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak tubuh ekstra.
7. Kurangnya aktivitas fisik
- kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor risiko lain untuk
aterosklerosis.
8. Umur
- sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya hidup
faktor genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di arteri -
pada pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan
tanda-tanda atau gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia 45, sedangkan
pada wanita, risiko meningkat setelah usia 55.
9. Riwayat keluarga penyakit jantung
dini
- risiko aterosklerosis meningkat jika ayah atau saudara laki-laki didiagnosis
dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun, atau jika ibu atau saudara
perempuan didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 65 tahun tetapi
meskipun usia dan riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu
tidak berarti bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki
satu atau keduanya. Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil
obat-obatan untuk mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi
pengaruh genetik dan mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada orang
dewasa yang lebih tua.
C. Patofisiologi
Sistem
kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan kasus, secara
efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang atau
tersumbat. Bila pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak
mendapatkan oksigen secara cukup dan suatu serangan jantung dapat terjadi. Hal
ini dapat berakibat fatal, dan pada kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan kematian
setiap tahun, membuat penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di
Amerika Serikat. Penyakit jantung dapat bersiklus fatal, karena pembuluh darah
terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung, tapi juga membuatnya bekerja lebih
keras untuk memompa darah melalui sistem sirkulasi. Lagipula, kerusakan jantung
menjadikan jantung kurang efisien dan harus bekerja walaupun dengan keras untuk
tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Dari waktu ke waktu,
penyakit jantung memimpin masalah utama penglibatan jantung, paru-paru, ginjal,
dan segera keseluruhan sistem, sebab setiap organ dalam tubuh mempercayakan
kecukupan oksigen dan nutrisinya pada jantung. Secara khusus, sumbatan yang
menyebabkan masalah dibentuk oleh suatu pertumbuhan lekatan yang dikenal
sebagai plak aterosklerotik.
Arterosklerosismerupakan suatu proses yang kompleks.
Secara tepat bagaimana arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah
diketahui, tetapi beberapa teori telah dikemukakan.
Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai
karena lapisan paling dalam arteri, endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu,
lemak, kolesterol, fibrin, platelet, sampah seluler dan kalsium terdeposit pada
dinding arteri.
Timbul berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan
dengan patogenesis aterosklerosis pembuluh koroner. Namun perubahan patologis
yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai
berikut:
ü Dalam
tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak bagaikan
garis lemak.
ü Penimbunan
lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak kolesterol pada tunika
intima dan tunika media bagian dalam.
ü Lesi
yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.
ü Timbul
ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan
fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
ü Perubahan
degeneratif dinding arteria.
Meskipun penyempitan lumen berlangsung progresif dan
kemampuan vascular untuk memberikan respon juga berkurang, manifestasi klinis
penyakit belum nampak sampai proses aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut.
Fase preklinis ini dapat berlangsung 20-40 tahun. Lesi yang bermakna secara
klinis, yang dapat mengakibatkan iskemia dan disfungsi miokardium biasanya
menyumbat lebih dari 75% lumen pembuluh darah. Banyak penelitian yang logis dan
konklusif baru-baru ini menunjukkan bahwa kerusakan radikal bebas terhadap
dinding arteri memulai suatu urutan perbaikan alami yang mengakibatkan
penebalan tersebut dan pengendapan zat kapur deposit dan kolesterol. Sel
endotel pembuluh darah mampu melepaskan endothelial derived relaxing factor (EDRF)
yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan endothelial derived
constricting factor (EDCF) yang menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Pada
keadaan normal, pelepasan ADRF terutama diatur oleh asetilkolin melalui
perangsangan reseptor muskarinik yang mungkin terletak di sel endotel. Berbagai
substansi lain seperti trombin, adenosine difosfat (ADP), adrenalin, serotonin,
vasopressin, histamine dan noradrenalin juga mampu merangsang pelepasan EDRF,
selain memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah. Pada keadaan patologis
seperti adanya lesi aterosklerotik, maka serotonin, ADP dan asetil kolin justru
merangsang pelepasan EDCF. Hipoksia akibat aterosklerotik pembuluh darah juga
merangsang pelepasan EDCF. Langkah akhir proses patologis yang menimbulkan
gangguan klinis dapat terjadi dengan cara berikut:
ü Penyempitan
lumen progresif akibat pembesaran plaque
ü Perdarahan
pada plak ateroma
ü pembentukan
thrombus yang diawali agregasi trombosit
ü Embolisasi
thrombus atau fragmen plak
ü Spasme
arteria koronaria
Aterosklerotik dimulai dengan adanya kerusakan
endotel, adapun penyebabnya antara lain adalah:
ü Peningkatan
kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah
ü Tekanan
darah yang tinggi
ü Tembakau
ü Diabetes
Dikarenakan
kerusakan pada endothelium, lemak, kolesterol, platelet, sampah produk selular,
kalsium dan berbagai substansi lainnya terdeposit pada dinding pembuluh darah.
Hal itu dapat menstimulasi sel dinding arteri untuk memproduksi substansi
lainnya yang menghasilkan pembentukannya dari sel.
D. Factor
Resiko
1. Yang
tidak dapat diubah
ü Usia
ü Jenis
kelamin
ü Riwayat
keluarga
ü Ras
2. Yang
dapat diubah dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Mayor
ü Peningkatan
lipid serum
ü Hipertensi
ü Merokok
ü Gangguan
toleransi glukosa
ü Diet
tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori
b. Minor
ü Gaya
hidup yang kurang bergerak
ü Stress
psikologik
ü Tipe
kepribadian
E. Manifestasi
Klinis
Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis
kompleks adalah penyakit jantung koroner, stroke bahkan kematian. Sebelum
terjadinya penyempitan atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis tidak
menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehinnga
bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika
aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian
tubuh yang diperdarahinnya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang
memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa
nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi
kebutuhan oksigen. Yang khas gejala aterosklerosis timbul secara perlahan,
sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung
secara perlahan.Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika
sebuah bekuan menyumbat arteri ) maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
F. Pemeriksaan
Diagnostik
Pemeriksaan
yang dapat
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya aterosklerosis yaitu dengan cara:
1. ABI
(ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki
dan lengan,
2. pemeriksaan
doppler di daerah yang terkena ,
3. skening
ultrasonik duplex,
4. CT
scan di daerah yang terkena,
5. arteriografi
resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena,
6. IVUS
(intravascular ultrasound).
G. Penatalaksanaan
Medis
Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya
dengan membentuk pembuluh darah baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan
obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah seperti
kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, dan
lovastatin. Untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan
obat-obatan seperti aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk
meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan
bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang
normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri
yang tersumbat.
H. Asuhan
Keparawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan
dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh, semua data atau informasi
klien yang dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan
pengkajian pada klien aterosklerosis.
a. Aktivitas
dan istirahat.
Kelemahan, kelelahan,ketidakmampuan
untuk tidur (mungkin di dapatkan Tacycardia dan dispnea pada saat beristirahat
atau pada saat beraktivitas).
b. Sirkulasi
ü Mempunyai
riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes
melitus.
ü Tekanan
darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnnya
capilary refill time, distritmia.
ü Suara
jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
ü Heaet
rate munkin meningkat atau mengalami penurunan (tachy bradi cardia ).
ü Irama
jantung mungkin ireguler atau juga normaI.
ü Edama:Jugular
vena distension,odema anasarka,crackles mungkin juga timbul dengaan gagal
jantung.
ü Warna
kulit mungkin pucat baik bibir dan di kuku.
c. Eliminasi.
Bising usus mungkin meningkat atau
juga normal.
d. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan,
penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan barat badan.
e. Hygiene
perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada
berdebar-debar padasaat melakukan aktivitas.
f. Neoru
sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes
mentation.
g. Kenyamanan
ü Timbulnya
nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
dengan nitrogliserin.
ü Lokasi
nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan,
rahang dan wajah.
ü Karakteristik
nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang pernah dialami.Sebagai akibat
nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan postur
tubuh, menangis, penurunan kontak mata ,perubahan irama jantung, ECG, tekanan
darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
h. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa
aktifitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan
kronis.Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanisis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesukuler.Sputum jernih
atau juga merah muda/ pink tinged.
i. Interaksi
social
Stress,kesulitan dalam beradaptasi
dengan stresor, emosi yang tidak terkontrol.
j. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang
menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok.
2. Diagnosa
keperawatan
Diagnosa
adalah masalah keperawatan yang actual (yang sudah terjadi) dan potensial
(kemungkinan akan terjadi) yang dapat ditangani dengan intervensi keperawatan,
maka diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada penderita aterosklerosis
adalah:
1. Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan
pada arteri koronaria.
2. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen,adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
3. Resiko
terjadinya penurunan kardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate,
irama konduksi jantuna, menurunnya preload atau peningkatatan SVR, miocardial
infark.
4. Resiko
terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan
darah, hopovolemia
5. Resiko
terjadinya ketidakseimbangan cairan exsess berhubungan dengan penurunan perfusi
organ (renal ), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma prottein.
I. Rencana
Keperawatan
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah di tetapkan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
Intervensi untuk klien dengan gangguan aterosklerosis
adalah sebagai berikut :
PENURUNAN
CARDIAK OUT-PUT B/D PENURUNAN HIPOVOLEMI (PRELOAD)
|
|
Tujuan : fungsi
jantung/cardiak out-put meningkat adekuat setelah tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam.
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Catat/pantau TTV,
HR,TD,RR, terutama adanya hipotensi, waspadai penurunan sistole/diastole.
|
adanya hipotensi
menunjukan adanya disfngsi ventrikel dan semua TTV menunjukan adanya fenomena
ketidakseimbangan baik tekanan darah maupun kontraksi otot jantung.
|
Catat/obs adanya disritmia, kualitas denyut nadi dan observasi
respon pasien.
|
disritmia menunjukan kelainan kontraktilitas jantung, diasamping
juga adanya penurunan kualitas denyut nadi, semua menunjukan
kualitas aliran darah secara sistemik, bila ada kelainan-kelainan
tersebut dapat dipantau secara berlanjut.
|
Observasi perubahan status mental/orientasi/gerakan reflek tubuh/gelisah.
|
adanya perubahan mental dan tingkat kesadaran dapat terjadi
bila oksigenasi ke otak menurun, hal ini dapat terjadi karena kondisi
sirkulasi yang tidak adekuat.
|
Catat kualitas nadi perifer dan suhu kulit.
|
Nadi perifer memberikan indikasi adanya sirkulasi
sistemik, bila nadi perifer tidak teraba menunjukan aliran darah ke perifer
tidak adekuat, demikian juga kenaikan/penurunan suhu kulit sebagai indikasi
sirkulasi perifer adekuat/tidak.
|
Ukur dan catat intake-output balance cairan.
|
Out-put merupakan volume darah hasil dari pompa
ventrikel, dengan penurunan CO dapat diindikasikan adanya kekurang
cairan,maka penting untuk tetap menghitung balance cairan.
|
Bantu aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan pasien.
|
Mengurangi dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan
oksigen dan suplai oksigen.
|
Kaji ulang ECG secra berseri setiap 24 jam.
|
Ecg berseri dapat melihat perkembangan dan kelainan
kerja jantung secara bertahap.
|
Laporkan adanya hipotensi dan adanya ketidakseimbangan
cairan.
|
adanya hipotensi menunjukan ketidakseimbangan cairan,
dan ini menyebakan oksigenasi ke sistemik tidak adekuat, perlu dicatat dan
dilaporkan untuk mendapat terapi lebih lanjut.
|
Kolaborasi:
Berikan Oksigen sesuai indikasi.
|
Memberikan support tambahan kebutuhan oksigen secara
manual sesuai kebutuhan Oksigen jaringan dan agar kerja jantung dapat
mengimbangi suplai dan kebutuhan O2 secara adekuat.
|
Berikan IV line sesuai program.
|
Pemberian IV line disamping menjaga keseimbangan cairan dan
mencegah terjadinya
kekurangan cairan karena fungsi sistemik
cairan yang tidak adekuat,
fungsi lai untuk memudahkan memberikan injeksi obat secara cepat dan efisien.
|
Berikan obat-obatan inotropik, digitalis sesuai program
|
Meningkatkan kontraktilitas jantung dan mengatasi disritmia jantung.
|
Pantau CVP17
|
Mengetahui keadekuatan cairan secara central dan akurat.
|
GANGGUAN RASA NYAMAN:NYERI B/D ISKEMIA MIOKARD
|
|
Tujuan:
Nyeri berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam.
|
|
Kaji tingkat nyeri dada dan abdomen
|
Menentukan tingkat keparahan penyebab nyeri dada dan abdomen, nyeri dada
timbul karena inefektif darin suplai darah ke jantung, nyeri abdomen
dikarenakan adanya pembesaran dari hati hal ini disebabkan adanya
pembendungan vena portal sehiingga membuat arus balik dari sistem sirkulasi.
|
Observasi/pantau
adanya cemas/gelisah
|
Ketidakadekuatan
dari oksigen ke otak membuat pasien gelisah
|
Catat/pantau
TTV
|
Sebagai
pantau kestabilan dari hemodinamik dan respon tubuh secara dini
|
Berikan
posisi nyaman dan ajarkan tehnik relaksasi
|
Posisi
memberikan rasa nyaman dan tehnik relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri
|
Bantu
perawatan diri
|
Mengurangi stressor
penyebab nyeri yang timbul, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan semakin
membuat pasien menjadi nyeri, seperti aktifitas sehari-hari ini dapat dibantu
|
Identifikasi/dorong
penggunaan prilaku adaptif
|
Mengurangi
tingkat stressor pasien sehingga nyeri berkurang
|
Kolaborasi:
- Berikan obat anti nyeri sesuai indikasi
|
Obat-obatan
yang bersifat menekan sistem saraf yang dapat menurunkan nyeri
|
alhamduliah, dapat ilmu lagi, semoga bermanfaat dan berkah ya gan :)
BalasHapushttp://obatherbal07.com/obat-herbal-aterosklerosis/